Masa Depan Pengisian Daya Smartphone

Smartphone telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap orang pada masa ini. Berbagai kegiatan manusia pun dapat didukung oleh smartphone. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan sebuah smartphone, semakin baik pula smartphone itu. Hal ini membuat para produsen smartphone terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas serta memecahkan masalah-masalah yang timbul pada smartphone keluaran sebelumnya. Salah satu masalah yang sering muncul pada sebuah smartphone adalah masalah daya pada smartphone.

Banyak pemilik smartphone memberi keluhan seputar daya smartphone mereka. Smartphone cenderung cepat kehabisan daya, sehingga perlu dilakukan pengisian daya dalam frekuensi yang cukup banyak dalam satu hari. Hal ini dianggap menghambat kegiatan seseorang karena smartphone tidak dapat menemani kegiatan yang dilakukan pemiliknya dalam waktu lama. Berbagai upaya telah dilakukan para produsen smartphone, diantaranya memberi kapasitas daya yang lebih besar, atau menjanjikan pengisian daya smartphone dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Pada artikel ini, akan dipaparkan beberapa solusi inovatif yang telah ditemukan untuk mengatasi masalah daya pada smartphone.

  1. Pengisian daya smartphone menggunakan sinar matahari
    Produsen smartphone Kyocera menampilkan sebuah prototype smartphone yang menghadirkan solusi cerdas untuk mengisi daya smartphone mereka pada Mobile World Congress di Barcelona bulan Maret lalu. Menggandeng perusahaan Sunpartner, mereka memasang lapisan photovoltaic ciptaan Sunpartner pada susunan display smartphone mereka. Teknologi ini diberi nama Wysips Crystal. Lapisan ini dihubungkan dengan sebuah chip yang ada dibawahnya untuk mengkonversi energi yang ada dalam sinar matahari menjadi daya untuk smartphone.Dengan teknologi ini, Sunpartner mengklaim bahwa smartphone yang memiliki teknologi ini dapat tetap hidup selama smartphone tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sunparner juga mengatakan bahwa teknologi ini juga dapat diaplikasikan pada smartwatch serta gadget lain yang memiliki ukuran display 3 hingga 13 inchi.

    (Sumber : Gizmag)

  2. Pengisian daya smartphone super cepat
    Para peneliti dari Stanford University menemukan sebuah baterai berbahan dasar aluminium yang dapat terisi penuh hanya dalam kurun waktu kurang lebih 60 detik. Selain itu, baterai baru ini diyakini memiliki masa penggunaan yang jauh lebih lama dibandingkan baterai smartphone yang banyak digunakan saat ini. Baterai smartphone pada umumnya memiliki masa penggunaan hingga 1000 kali pengisian daya, sementara baterai ciptaan mereka mampu digunakan hingga 7500 kali pengisian daya.Meski demikian, baterai ini tetap masih memiliki kekurangan, yaitu dari segi keluaran daya yang dihasilkan, dimana baterai ini hanya mampu menghasilkan setengah dari keluaran daya baterai lithium-ion yang banyak digunakan saat ini.

    Selain kemampuan pengisian yang super cepat, baterai ini juga memiliki keunggulan lain, dimana baterai ini tidak dapat terbakar, sehingga lebih aman untuk lingkungan. Hal ini berbeda dengan baterai lithium dan alkali yang mudah terbakar.

    (Sumber : The Guardian, Telegraph)

  3. Pengisian daya smartphone menggunakan denyut jantung
    Sekelompok peneliti asal Georgia, Amerika, mengembangkan sebuah alat bernama nanogenerator, terbuat dari zink-oxide yang mampu memghasilkan aliran listrik jika alat tersebut diregangkan. Pada awalnya, daya listrik yang dihasilkan amat kecil, namun dengan berbagai pengembangan selanjutnya, listrik yang dihasilkan sudah menyamai daya baterai ukuran AA.Alat ini amatlah kecil, hingga dapat diletakkan di tempat-tempat yang mudah bergerak, seperti pada pakaian, sepatu, bahkan jantung manusia. Para pengembang masih terus berusaha mengembangkan alat ini, khususnya pada keluaran daya yang dihasilkan, agar dapat digunakan untuk mengisi daya smartphone.

    (Sumber : The Week)

Masih banyak inovasi lain yang terus dikembangkan oleh orang-orang di seluruh dunia, seperti yang dapat dibaca pada situs Pocket-Lint berikut. Semoga teknologi yang mereka kembangkan benar-benar dapat kita gunakan di masa depan.

Anda memiliki solusi lain untuk masalah ini ?